Diajari Seks Pertama Kali Oleh Tante Maria - Ini terjadi pada saya di tahun ketiga SMP saya, saya pikir saya berusia 14 tahun saat itu, saya tidak tahu mengapa perkembangan seksual begitu cepat, saya ingin merasa baik pada usia itu. Yah, itu semua karena temanku, ya.
Karena teman ibuku, Tante Maria (begitu aku biasa memanggilnya), adalah orang yang sangat cantik, kurus dan muda, dan itu membuatku merinding. Tante Maria tinggal di dekat rumah saya, hanya terpisah 5 rumah, dan sekarang Tante Maria sangat dekat dengan rumah saya, meskipun saya tidak memiliki saudara.
Dan bisa saya pastikan kalau di sore hari biasanya banyak ibu-ibu yang suka berkumpul di rumah saya untuk ngobrol, bahkan suka ngobrol tentang suaminya. Sekarang, Tante Maria membuat saya tumbuh dengan cepat (Anda tahu, anak-anak masih remaja dan mereka biasanya menyukai hal-hal yang cepat).
Biasanya Tante Maria saya selalu memakai piyama dan terkadang celana pendek ketika saya pulang, yang membuat saya gugup.. Ser.. Ser.. Biasanya sudah larut dan ibu suka berkumpul di ruang TV dan biasanya saya berpura-pura menonton televisi juga. Hanya lirik liris. Tante Maria , saya tidak tahu apakah itu disengaja atau tidak. Dia banyak mengangkang dan terkadang pahanya sedikit terbuka, yang membuatku ngeri…lebih um.
Kesenangan dari percakapan atau disengaja? Saya juga tidak bisa memahaminya, tapi yang pasti saya puas kadang-kadang, saya bahkan bisa membayangkan diri saya tidur. Kadang kalau lagi ngobrol, ketawa sampe lupa tante Maria duduk di atasnya supaya bisa lihat celana dalamnya (wow, aku suka banget ini).
Pernah, hampir kepergok nonton, wah, malu banget sampe gak bisa ngomong sampe dingin, tapi Tante Maria diam, yang bikin dia makin terduduk. Nah dari situ saya mulai suka sama tante itu.
Setiap hari, saya pasti melihat apa yang disebut paha dan celana dalam, Tante. Saya juga telah bepergian ke puncak gunung dengan ibu saya dan tinggal di vila. Ibu-ibu hanya mengambil anak-anak, jadi kebetulan Ibu dan saya melafalkan pantun. Saya yakin Tante Maria akan datang juga, itu menyenangkan, saya pikir. Keesokan harinya, antara jam 8 dan jam 9 malam, mereka memanggang jagung dan mengobrol di sekitar kebun.
Ternyata itu cerita hantu.Kamu pasti tahu ibu saya masih anak-anak, dan ceritanya seram.Waktu itu Tante Maria mau ke toilet, dan dia takut. Tentu saja Tante Maria ditertawakan oleh orang-orang itu, karena tidak ada seorang pun di vila, jadi dia tidak berani ke toilet sendiri, karena takut dia ingin buang air kecil di sudut taman. Lalu Tante Maria menggandeng tanganku dan aku meminta seseorang untuk menemaniku ke toilet, yah, aku hanya ingin.
Saya masuk ke villa dengan tante Maria , dan sesampainya di villa saya menunggu di luar toilet, eh tante Maria juga disuruh masuk untuk menemaninya, karena katanya takut. “Yoge, tolong temani Tante, tunggu di sini, buka saja pintunya, jangan tutup, Tante takut.” Kata Tante Maria dan mulai berjongkok.
Dia mulai menurunkan celana pendeknya bersama dengan celana pendek betis dan celana dalam putih dengan pola renda di lututnya. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau tidak salah ingat, kira-kira seperti itu. Ketika saya melihat Tante Maria buang air kecil, jantung saya berdetak kencang, dan dalam hati saya, jika Tante Maria bisa memberikannya kepada saya, saya akan menahannya, um. Sedemikian rupa sehingga aku menatap kosong pada Tante Maria .
“Hei, ada apa denganmu, Yog, kenapa diam saja, hati-hati nanti ketahuan,” kata Tante Maria . “Ah, tidak apa-apa tante,” jawabku. “Kamu pasti masih berpikir ada apa, kenapa kamu terus menunduk?” tanya Tante Maria . “Belum, Tante, aku hanya belum pernah melihat cewek pipis, cewek macam apa itu?” tanyaku.
Tante Maria bangun setelah mandi tanpa mengangkat celana dan CD-nya. “Mau ketemu Yog? Ayo, Tante akan tunjukkan, tapi jangan bilang nanti, Tante tidak baik pada ibumu,” kata Tante Maria . Aku hanya mengangguk setuju. Lalu tanganku mengambil vaginanya.
Saya semakin gugup sampai kepanasan dan dingin karena ini pertama kalinya saya memegang sesuatu seperti kucing. Tante Maria memintaku untuk memeluk vaginanya. “Tidak apa-apa, Yog tidak akan bergaul dengan ibu-ibu lain, menurutmu apa yang harus kita lakukan?” “Tante,” jawabku.
Kemudian Tante Maria mengambil celana dalam dan celana pendeknya dan kami bergabung dengan wanita lain. Keesokan harinya saya masih tidak bisa melupakan apa yang terjadi tadi malam, sampai saya menjadi panas dan dingin.
Hari ini semua orang ingin pergi jalan-jalan dan membeli hadiah hiburan dari pagi hingga malam. Tapi saya tidak pergi karena saya merasa tidak enak badan. “Yoger, kau tidak ikut?” tanya ibuku. “Tidak Bu, aku sedang tidak enak badan, tapi aku hanya ingin membawakanmu kue mochi, Mah,” kataku.
Nah, saatnya untuk istirahat, berhenti bermain. “Kata Mami. “Maria , kamu harus jaga yoga. Omong-omong, kalau kamu ada pesanan untuk bayar di masa depan, aku akan membelinya di sini.” “Kata Mami pada Tante Maria . “Ya, kakak, aku akan menjaga yogi itu, tapi belikan aku sayuran, dan aku ingin membawanya pulang besok.” ‘ kata Tante Maria .
Akhirnya mereka semua pergi. Tante Maria dan saya sendirian di vila. Tante Maria baik sekali. Saya membuat bubur untuk sarapan, dan jam menunjukkan sampai jam 9 pagi. “Ada apa denganmu, Yogg? Kenapa lambat sekali?” tanya Tante Maria sambil menyuapiku bubur ayam buatannya.
“Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku. Tante Maria begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun. “Kepala yang mana Yog atas apa yang bawah?” kelakar Tante Maria padaku. Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos. “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Maria sambil memegang si kecilku.
“Ah Tante bisa saja” kataku. “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja. Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Maria , pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Yogi saja yang ngelap, kan malu sama Tante” “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Maria sambil menurunkan celanaku dan CDku. Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja. “Yog mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”
Baca juga : GRUP DEWASA
“Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos. “Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante Maria . Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.
“Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Maria yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Maria hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing. Cerita Dewasa Ngentot Dengan Maria
“Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku. “Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Maria . Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Maria karena Tante Maria tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.
“Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante Maria yang kurasakan berdenyut-denyut. Tante Mariapun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras. “Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Maria , Tante Maria pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya.
Dan kurasakan vagina Tante Maria berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Maria lembab dan agak basah. “Enak kan Yog, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Maria . “Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..” “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Yog?” “Enggak Tante” Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Maria . “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah “Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku. “Tante boleh enggak Yogi megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante Maria .
Tante Maria pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Maria basah entah kenapa. “Tante kencing yah?” tanyaku. “Enggak ini namanya Tante nafsu Yog sampai-sampai celana dalam Tante basah”. Dilepaskannya pula celana dalam Tante Maria dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Maria duduk di sampingku “Yog pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Maria dengan tangan yang agak gemetar, Tante Maria hanya ketawa kecil.
“Yog, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante Maria . Dia mulai memegang penisku lagi, “Yog Tante mau itu nih”. “Mau apa Tante?” “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Maria . “Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?” “Tapi Yogi enggak bisa Tante caranya” “Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante Maria padaku.
Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Maria yang di tumbuhi bulu halus. “Yog jilatin donk punya Tante yah” katanya. “Tante Yogi enggak bisa, nanti muntah lagi” “Coba saja Yog” Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Maria di atas dan tanpa pikir panjang Tante Maria pun mulai mengulum penisku. “Achh.. hgghhghh.. Tante” Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Maria tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Maria seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Maria sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Maria dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.
Tante Maria pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Maria menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium Tanterku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu. “Kamu tahu enggak mandi kucing Yog” kata Tante Maria . Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Maria pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.
Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Maria pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah. Kulihat payudara Tante Maria mengeras, Tante Maria menjilati sampai ke betisku dan kembali ke Tanterku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Maria .
Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Maria , langsung Tante Maria kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Maria seperti menjilati es krim. “Achh.. uhh.. hhghh.. acch Yog enak banget terus Yog, yang itu isep jilatin Yog” kata Tante Maria sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas Tanter vaginanya. Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Maria tanpa sengaja tertelan olehku. “Yog masukin donk Tante enggak tahan nih” “Tante gimana caranya?” Tante Maria pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Maria naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur.
Setengah jam kami bergumul dan Tante Maria pun mengejang hebat. “Yog Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Maria . Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Maria . Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Maria mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Maria sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak.
Tante Maria tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya. “Yog nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Maria padaku. Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Mariapun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi. “Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi. “Tante Yogi kayanya mau kencing niih” Tante Maria pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Maria pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.
Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Maria menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Maria yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan TanteMaria , setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Maria di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Maria . Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Maria , tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.
“Yog kamu sudah baikan?” tanya Mamiku. “Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku. “Kamu kasih makan apa Ni, si Yogi sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante Maria . “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Maria . Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Maria yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Maria .
Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Maria bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Maria . Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Maria sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Maria ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Maria . Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Maria bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Maria yang nasibnya sama seperti Tante Maria , mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria.
0 Komentar